Pakta Integritas

Apakah Integrity Pact cocok diserap menjadi Pakta Integritas? Apakah bahasa Indonesia begitu miskin sehingga dianggap tidak mempunyai padanan katanya? Tulisan ini mencoba menunjukkan alasan bahwa kita seharusnya menterjemahkan Integrity Pact menjadi Perjanjian Kejujuran.

Pakta Integritas

Sebelum dimulai, izinkan saya bertanya kepada anda, pembaca yang budiman.

Istilah Artificial Intelligence (AI) dalam bahasa Indonesia adalah?
A. Inteligensi Artifisial.
B. Kecerdasan Buatan.

Kata "Inteligensi" dan "Artifisial" ada di KBBI lho. Tapi saya pribadi lebih memilih memakai istilah "Kecerdasan Buatan". Jujur saja, saya merasa tidak nyaman dengan istilah asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan hanya mengubah huruf-hurufnya, padahal telah ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Lain persoalan bila benar-benar tidak ada padanan katanya.

Kita —Sebagai guru— pasti akrab dengan istilah Pakta Integritas. Setiap akan menjadi pengawas ujian, bahkan untuk menjadi Guru Penggerak, kita diwajibkan menandatangani Pakta Integritas.

Apa itu Pakta Integritas?
Pakta Integritas berasal dari bahasa Inggris: Integrity Pact.

  • Integrity = Kejujuran.
  • Pact = Perjanjian.

Sejak dulu saya lebih suka menulis "Perjanjian Kejujuran" atau menulis bahasa asingnya sekalian yaitu “Integrity Pact” dari pada mencoba menyerap menjadi “Pakta Integritas” yang membingungkan orang awam berbahasa Indonesia maupun orang asing berbahasa Inggris, walau pun Pakta Integritas telah ada di KBBI sebagai istilah serapan dari bahasa asing.

Menyerap menjadi “Pakta Integritas” sama saja menyerap:

  • Mouse menjadi maus.
  • Keyboard menjadi kibor / kibot.
  • Upload menjadi aplud.
  • Download menjadi donlut.

Ayo cintai bahasa Indonesia. Lebih baik kita menterjemahkan:

  • Mouse menjadi tetikus atau tetap mouse.
  • Keyboard menjadi papan ketik.
  • Download menjadi unduh.
  • Upload menjadi unggah.
  • Ambiguous menjadi "bermakna ganda", bukan ambigu.
  • Artificial menjadi buatan, bukan artifisial.
  • Inteligence menjadi kecerdasan, bukan inteligensi.
  • Integrity Pact menjadi Perjanjian Kejujuran, bukan Pakta Integritas.
  • Integrity Zone menjadi Wilayah Kejujuran, bukan Zona Integritas.

Bila ada yang berdalih “Integrity Pact” berbeda dengan “Perjanjian Kejujuran”, maka tanyakan kepada orang-orang berbahasa Inggris apakah mereka meributkan istilah “beras” dan “nasi”?

Mereka menyebut “beras” dan “nasi” dengan “rice”. Atau ”jeruk” dan “jingga” dengan “orange”.

Mereka  tidak meributkan mencari kata yang tepat untuk beras dan nasi. Bahkan mereka pun menyebut jeruk dan jingga dengan satu kata yang sama yaitu orange. Kita saja yang sering meributkan perbedaan sepele.

Orang-orang Indonesia zaman dulu menyebut chocolate dengan coklat, dan brown pun dengan coklat. Itu berlanjut sampai sekarang. Tidak ada masalah kan?

Saya lelah berdebat dengan orang yang ngotot memakai kalimat “destinasi wisata” karena berpendapat bahwa “tujuan wisata” tidak tepat untuk menterjemahkan kalimat “travel destination”.

💡
Memang benar bahwa kata-kata di atas adalah kata-kata serapan dari bahasa Inggris yang telah ada di KBBI yang berarti telah menjadi kata bahasa Indonesia. Dengan demikian, Integrity Pact dapat diterjemahkan menjadi Pakta Integritas, sebagaimana Artificial Intelligence dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Inteligensi Artifisial, dan dapat juga diterjemahkan menjadi Kecerdasan Buatan. Anda memilih yang mana? Saya lebih memilih yang terakhir yaitu Kecerdasan Buatan, karena lebih mudah dipahami masyarakat umum, atau sekalian saja saya menggunakan kata dalam bahasa "asli"-nya yaitu Artificial Intelligence. Menggunakan istilah Inteligensi Artifisial bukan saja dapat membingungkan orang asing, tapi juga dapat membingungkan orang Indonesia yang awam.

Untungnya, sekarang makin banyak orang yang peduli dan berhati-hati agar tidak asal menyerap istilah asing. Sehingga kita kini terbiasa dengan kata "Griya Tawang" (penthouse) dan rubanah (basement). Jangan sampai kata-kata asing itu diserap menjadi penhos dan besmen karena akan membuat kita making pusing.

Nah, bagaimana dengan Student Agency? Di Pendidikan Guru Penggerak, Student Agency diterjemahkan menjadi Kepemimpinan Murid. Ini bagus, dari pada diterjemahkan menjadi Agensi Murid. Walau pun menurut saya, Student Agency lebih tepat diterjemahkan menjadi Kemandirian Murid.

Sebagai penutup, saya ingin membahas tentang istilah "Drive Thru". Apakah anda tahu padanan katanya dalam bahasa Indonesia? Di Malaysia disebut dengan istilah "Pandu lalu", sedangkan di Indonesia disebut dengan "Lantatur" (Layanan tanpa turun). Kalau saya boleh usul, sebaiknya adalah "Sambara" (Sambil berkendara). Hmmm... mirip nama tokoh di cerita silat ya?

Mawan A. Nugroho.