Masa Depan Programmer
Dalam suatu diskusi di grup Facebook Laravel Indonesia, muncul pertanyaan menarik mengenai apakah para programmer masih akan terus bekerja menjual waktunya hingga usia 50 tahun. Sebagai seorang guru IT yang telah berpengalaman, saya ingin berbagi pemikiran saya mengenai hal ini.
Di grup Facebook Laravel Indonesia (semacam grup untuk para programmer komputer), ada pertanyaan seperti ini: "Mau nanya hu, apakah programmer sampai di umur 50an masih terus bekerja menjual waktunya? Saya terpikir jika ada kena sakit lama." [Ryuzaki L].
Sambil menunggu bedug Maghrib untuk berbuka puasa, saya mengetik seperti di bawah ini. Tidak disangka, komentar saya mendapat 131 reaksi dan komentar-komentar positif. Oke, langsung saja saya copy paste-kan komentar saya itu.
Profesi yang paling tidak menjanjikan untuk masa depan adalah IT. Eit, jangan protes dulu. Saya juga orang IT. Tepatnya, guru IT. Begini ceritanya.
Dulu, ketika saya masih muda, masih fresh graduate, saya adalah salah seorang guru paling paham IT. Malah beberapa kali menjuarai kejuaraan bertaraf Nasional di bidang IT. Saya mulai mengajar di SMK tahun 1998. Pada saat itu belum ada Code Igniter, Laravel, dan Bootstrap. Benar-benar masih enteng kayak hidup di pedesaan. Desain web masih memakai Macromedia Dreamweaver atau Microsoft Front Page. Untuk pemrograman komputer, cukup menguasai Basic (Quick Basic, Turbo Basic), Pascal, Delphi, C, Assembly, Perl, PHP, dBase (Clipper / Foxpro), dan JavaScript. Cobol dan Prolog kala itu masih ada yang memakai, tapi telah menunjukkan tanda-tanda kepunahan.
Makin ke sini makin ke sana.
Kini teknologi Komputer makin berkembang pesat, baik hardware maupun software. Ada ilmu tentang Quantum Computing, Artificial Intelligence, Distributed Ledger Technology, Machine Learning, dan Deep Learning. Di pemrograman komputer, ketika saya masih berjuang untuk menguasai Python, Ruby, Java, dan Objective-C, eh muncul Node.js, Go, Kotlin, Dart, dan Swift. Itu belum termasuk frameworknya. Satu bahasa pemrograman dapat mempunyai beberapa framework, misalkan PHP punya setidaknya 10 framework.
Masuk usia 50 tahunan, saya makin kesulitan mengimbangi perkembangan IT. Akibatnya, untuk teknologi-teknologi baru, saya sulit berkompetisi dengan para programmer muda yang baru lulus dari kampus informatika. Mereka otaknya masih encer. Saya teringat pada syair salah satu lagu Qosidah: "Belajar di waktu kecil bagai melukis di atas batu. Belajar setelah dewasa bagai melukis di atas air."
Jadi sepertinya, ketika masuk usia 50 tahun, yang dulunya guru pemrograman komputer, mungkin di usia 50 tahun pindah ke manajemen menjadi Ketua Jurusan atau menjadi Kepala Sekolah (kalau bisa!), sembari melipir memilih mata pelajaran komputer yang tidak terlalu berat, misalkan algoritma atau kalau perlu cukup mengajar Microsoft Office. Yang di perkantoran, pindah posisi menjadi manajer yang tidak terjun langsung memegang keyboard komputer untuk coding, tapi hanya memberikan konsep-konsep secara garis besar. Di pemerintahan masih memungkinkan seperti itu, yang penting tidak sampai diberhentikan. Tapi di swasta kayaknya sulit. Salah-salah malah yang paling duluan dipecat kalau ada PHK massal, hehehe...
Mumpung masih muda, uang yang didapat disisihkan untuk investasi. Investasi tak melulu berupa fisik misalkan membeli sebidang tanah, tapi investasi juga dapat berupa diri sendiri, misalkan ikut berbagai diklat. Selain menambah pengetahuan, bagi yang PNS dapat menambah Angka Kredit sehingga kelak ketika pensiun, pangkatnya berada di posisi setinggi mungkin.
Investasi juga dapat berupa membangun kontrakan atau kos-kosan untuk masa depan ketika teknologi pemrograman komputer moderen makin sulit dipahami. Atau buka usaha jualan es kobok yang kabarnya bisa dapat jutaan rupiah perhari, mengalahkan programmer komputer yang beberapa aplikasi sederhananya dihargai cuma beberapa ratus ribu rupiah, padahal dibuat berhari-hari sampai begadang tengah malam.
126 ๐ / 3 โค๏ธ / 1 ๐ฅฐ / 1 ๐ฎ
Komentar-komentar:
- Ryuzaki L: ini yang saya pikirkan mas haha sangat setuju
- Adhi Sus: betul betul betul.
- Husen Nuzul: boro boro 50 om masuk kepala 45 an udah mumet ikutin perkembangan program ๐ค๐ค๐ค
- Putra: apalagi semenjak rame nya AI dan kawanยฒ, saya aja yang muda capek pelajarinnya pak wkwkwk
- Ikhsan Sembiring: i feel u pak, walaupun saya belum sampai 50 juga sih๐
- Bayu Bees: skrg ud 37 klo saya malah rencana 40 emang uda stop ngoding, saat ini fokus bikin apps yang kira2 bisa profit kedepanya, dari pengalaman2, btw editor2 yang bapak sebutkan dlu jga pernah saya plajari wwkwk
- Try Setyo Utomo: keren, thanks pak, udah sharing!
- Dian Kesuma: Semangat pa ๐ saya guru bahasa Jepang, sampe sekarang tetap ngoding, AWS, laravel, CI, nextjs, ngajar ws lotus dll tahun 1992. Ayo yg muda2 gas terus.
- Mawan A. Nugroho: Nah, dulu juga saya ngajar WS, Lotus 123, dan dBase, wkwkwk...
Masih ingat dengan ^QY di WS, atau /wcs di 123, atau perintah yang legendaris di dBase: SET TALK OFF.
๐ - Dian Kesuma: Kita seumuran pa wkwkwk
- Aditya Aditya: Menurutku pribdi yes bener, IT bukan pekerjaan yg menjanjikan masa depan
- Alexander Bambang: ngena banget komennya pak
- Arbain Nurr Kholis: terimakasih pak atas sharing pengalamanya
- Yoyokk Bae: Benar banget
- Ferry Satyadi Sastrawinata: bener banget saya juga dulu lulusan binus 97 kerja mulai dari data entry sampe jadi manager IT udah gitu lari ke management urusan nya ga pegang IT lagi. Karena ga ngikutin perkembangan IT yang sangat cepat. Jadi walaupun udah ga pegang IT lagi usahakan tetap ikutin trend IT biar ga ketinggalan banget. Kerja sama orang jangan lama lama kecuali di perusahaan besar ๐. Mening buka usaha sendiri.
- Adams Firdaus: masuk akal dan memang harus dipikirkan dgn berbagai macam keterbatasan manusia..
- Budi Gunawan: Saya sependapat dengan bapak ini
- Ananta Tri Wijatmiko
well said sir, jadi yang saat ini masih muda dan jago programming.. jangan anggap remeh ilmu IT di bidang lain di luar pemrograman seperti framework COBIT, ITIL, TOGAF, ataupun ilmu komunikasi dan manajemen lainnya. Karena kedepannya hal itu yang sangat penting dan jadi pegangan anda ketika menjadi manajer TI. - Fariz Rifqi
sangat setuju ini, mulai dari fisik dan pikiran mulai tergerus usia hehe
tetapi harus tetap semangat dan membuka pikiran untuk persiapan masa depan - Suparmin
sangat berguna dan membantu mencerahkan