Teknologi Yang Mendongkolkan

Sekelumit kisah keluh kesah tentang pengalaman saya ketika harus mengganti ponsel dari Android ke iPhone.

Teknologi Yang Mendongkolkan

Teknologi kadang membuat kita tampak bodoh. Juga dongkol.

Selama ini saya memakai ponsel Android sebagai ponsel utama. Nah, kemarin saya membeli ponsel iPhone keluaran terbaru yang harganya sama dengan satu sepeda motor (yang ini jangan diingat-ingat, bikin mau nangis). Berarti saya harus memindahkan aplikasi dan data dari ponsel lama ke ponsel baru kan?

Logikanya: Pasang aplikasi di ponsel baru. Nanti data di ponsel lama dipindahkan ke ponsel baru. Seharusnya semudah itu. Tapi nyatanya berbeda.

Oke. Dimulai dengan memindahkan aplikasi mobile banking. Saya memasang aplikasi di ponsel baru (iPhone). Setelah mengetik username, password, dan OTP yang dikirim melalui SMS, ternyata saya harus menghapus aplikasi di ponsel lama.

Cara menghapusnya pun cukup unik. Saya harus memindai wajah saya. Wajah dipalingkan ke kiri, ke kanan, mendekat kamera, mengedipkan mata, dan membuka mulut. Selesai? Oh tidak. Ada pesan galat (error): "Wajah tidak ditemukan. Silakan diulang."

Saya pun mengulang. Menoleh, kedip, mendekat ke kamera, membuka mulut.

Wajah masih tidak ditemukan.

Di sini saya mulai dongkol. Ayo dicoba lagi. Siapa takut? Kalau wajah saya masih tidak dapat ditemukan, mungkin saya harus mencari muka (wajah) ke para pejabat yang kini sedang marak. Ah, setidaknya hanya mencari muka, bukan menjilat.

Kembali saya melakukan ritual seperti sebelumnya. Lama-lama rasa dongkol itu berubah menjadi lucu. Iya, lucu! Saya membayangkan bagaimana pendapat orang lain yang tidak sengaja melihat saya dari kejauhan. Mereka melihat orang "gila" yang memegang ponsel seperti selfie kemudian tengok kanan dan kiri, membuka mulut, kedip, dan seterusnya. Mungkin mirip Mr Bean.

Alhamdulillah, akhirnya prosedur "memalukan" itu selesai. Untung tidak ada yang melihat.

Nah, berikutnya muncul masalah ke dua. Yang ini lebih berat dan serius.

Ini masalah dengan "musuh bebuyutanku" yaitu WhatsApp. Saya dan WhatsApp punya hubungan unik. Seperti anak sekolah yang berpacaran. Sering berantem, sering putus nyambung, tapi tidak dapat lepas 100%. Penyebab saya dan WhatsApp masih berjalan bergandengan tangan adalah karena masih banyak orang yang memakai WhatsApp. Sekuat apa pun saya memakai Telegram, tapi bila orang lain memakai WhatsApp, maka saya yang minoritas terpaksa harus mengikuti gaya hidup kelompok mayoritas.

Masalah ini cukup berat. Bagaimana cara memindahkan chat dari Android ke iPhone. Jangan berkata, "Apa susahnya? Kan tinggal dibackup ke Google Drive, kemudian di ponsel baru di-restore."

Begini Bambaaanggg! Itu dapat dilakukan kalau dua-duanya adalah Android, atau dua-duanya iPhone. Kalau yang satu Android dan yang satu iPhone, maka tidak semudah itu. WhatsApp di Android menyimpan data di Google Drive. WhatsApp di iPhone menyimpan data di iCloud. Data di Google Drive dienkripsi dan formatnya berbeda dengan data di iCloud sehingga tidak dapat hanya dengan meng-copy file dari Google Drive ke iCloud.

Saya telah mencoba berbagai aplikasi misalnya Dr Fone dan MobileTrans. Tapi sampai artikel ini diketik, belum terlihat tanda-tanda hilal. Chat di ponsel Android masih belum dapat dipindahkan ke ponsel iPhone.

Sedangkan Telegram lancar jaya. Saya hanya perlu login di ponsel iPhone. Maka semua riwayat obrolan muncul, tanpa perlu melakukan backup dan restore.

Mohon doanya kawan-kawan, semoga data saya di Google Drive masih dapat dipulihkan. Aamiin. Ayo dicoba lagi. Setidaknya bukan tengok kanan kiri dan membuka mulut.